Puntung
rokok mengepulkan asap di jepitan ibu jari dan jari telunjuk, mungkin
hanya tinggal tiga hisapan lagi, puntung rokok yang ditemukannya di
bangku taman tadi sore itu akan habis kenikmatannya.
"Aah,, tak terasa sudah malam tahun baru lagi!", gumamnya sendiri sambil
duduk di beranda pondokkan memandang langit yang menghitam. Sesekali ia
melipatkan jaket lusuh yang kancingnya sudah rusak menyelimuti tubuh
yang renta saat sang bayu menggoda dengan hawa dingin yang berhembus.
Suasana di sekitar nya begitu senyap, hanya terdengar sayup-sayup
suara kembang api yang berasal dari komplek perumahan sebelah kampung
nya. Hampir semua penduduk di kampung nya pun berbondong-bondong ke
alun-alun kota untuk memeriahkan dan ikut menyaksikan kemeriahan malam
pergantian tahun. "Ada artis ibu kota yang datang, pasti manteb banget
deh, rugi kalau tidak ke sana!", kira-kira begitu obrolan yang ia dengar
saat melintas warung pak Amat saat menuju pondoknya sore tadi.
Suara kembang api dari komplek perumahan sebelah suara nya semakin
menggelegar bersahut-sahutan, hmm,, yang ia tahu, harga kembang api
ternyata tak murah, harga nya beragam tergantung jenis. Harga termurah
dari kembang api itu hampir sama dengan penghasilan yang ia dapat selama
2 atau 3 hari memulung. "Kira-kira sudah berapa banyak ya uang yang
dibakar melalui si kembang api?", ujar nya seraya menghitung-hitung
sudah berapa kali suara dentuman kembang api berkumandang.
Sang bayu kembali menggelitik, puntung rokok pun telah dimatikan,
gelapnya malam yang meriah oleh suara alunan sahut-menyahut
dentuman kembang api memaksanya untuk beranjak dari beranda. Tubuh
ringkih yang penat meminta nya untuk kembali ke peraduan mengisi malam
pergantian tahun.
*Hanya tulisan di malam pergantian tahun
31 Desember 2012